KASUS KANIBALISME ISSEI SAGAWA (1981)

Manusia kanibal asal Jepang yang bebas dari segala tuntutan Hukum setelah menghabisi nyawa dan memakan jasad temannya sendiri, hanya demi memenuhi fetish anehnya.

Issei Sagawa, lahir secara prematur pada 26 April 1949 di Kobe, Prefektur Hyogo, Jepang. Sagawa berasal dari keluarga yang kaya raya. Dia juga dikenal sebagai anak yang cerdas, meskipun kesehatannya rapuh dan kepribadiannya yang lumayan tertutup.

Di masa kecilnya, Sagawa sangat menyukai cerita ataupun dongeng bertema “Kanibalisme”. Dongeng favoritnya adalah Hansel & Gretel. Akibat kegemarannya itu, Sagawa pun mulai tergoda ketika melihat paha teman sekelasnya, ia berpikir paha itu telihat lezat dan ingin mencicipinya

Di usianya yang ke-15 tahun, Sagawa pernah mencoba menemui psikiater untuk mengatasi hasrat anehnya tersebut. Namun, Sagawa merasa hal itu tidak membantu sama sekali dan malah membuatnya semakin penasaran akan bagaimana rasa “daging manusia”
Sagawa juga nampaknya terobsesi dengan wanita cantik, dia mengaku selalu ingin memakan wanita cantik yang ditemuinya dimana saja. Bahkan saat usianya 24 tahun, dia pernah menguntit dan menyelinap masuk ke dalam apartemen seorang wanita asal Jerman. Akan tetapi niat jahatnya berhasil digagalkan karena wanita asal Jerman itu terbangun dari tidurnya dan langsung berteriak. Sagawa pun ditangkap dan didakwa dengan percobaan pemerkosaan, namun tuduhan tersebut segera dibatalkan karena Ayahnya membayar ganti rugi kepada korban.
Pada tahun 1977, ketika usianya 28 tahun, Sagawa pindah ke Paris untuk mengejar gelar PhD dalam bidang sastra di Universitas Sorbonne. Selama di Paris, Sagawa beberapa kali membawa PSK ke apartemennya. Dia mencoba menembak mereka tapi gagal karena ia tidak memiliki keberanian
Hingga pada tahun 1981, setelah menahan hasrat kanibalismenya berpuluh-puluh tahun, Sagawa berhasil mewujudkannya. Adalah Renée Hartevelt, seorang mahasiswa asal Belanda yang berkuliah di Sorbonne. Seiring berjalannya waktu, mereka pun menjalin persahabatan
Pada 11 Juni 1981, Sagawa mengundang Renée makan malam di apartemennya. Saat itu mereka juga sempat belajar bersama. Ketika Renée sedang fokus dan duduk membelakanginya, Sagawa langsung melancarkan aksinya, dia menembak Renée tepat di lehernya dengan sebuah senapan.
Sagawa sempat merasa terkejut juga menyesal, tapi akhirnya dia memilih melanjutkan aksinya. Kemudian Sagawa mulai memperk*sa jasad Reneé, setelahnya ia meninggalkan apartemen dan membeli pisau daging untuk memutilasi jasadnya
Selama 2 hari, Sagawa memakan jasad Renée terutama di bagian payudara, bokong, paha dan lehernya. Dia juga mengawetkannya di lemari es. Sementara bagian-bagian tubuh yang tidak dikonsumsi (termasuk kepalanya) mulai membusuk, jadi Sagawa memasukkannya ke dalam dua koper dan membawanya pergi menggunakan taksi. Taksi berhenti di taman Bois de Boulogne, taman itu memiliki sebuah danau yang letaknya lumayan terpencil. Sagawa pun membuang dua koper itu di danau tersebut. Rupanya beberapa orang memergokinya, lalu ia ditangkap 4 hari kemudian
Ketika diinterogasi polisi, Sagawa mengakui telah membunuh dan juga memakan bagian tubuh Renée. Dia pun dengan santainya berkata: “Aku membunuhnya karena ingin memakan dagingnya” dan “Niat utamaku mencicipi dagingnya hidup-hidup, bukan membunuhnya”

Sagawa menunggu persidangannya selama 2 tahun di penjara Perancis. Ayahnya pun menyewa seorang pengacara handal disana. Saat tiba waktunya dia diadili, hakim Perancis, Jean-Louis Bruguiere, menyatakan dia gila secara hukum dan tidak layak untuk diadili. Hakim itu lantas mencabut dakwaan dan memerintahkannya untuk ditahan tanpa batas waktu di rumah sakit jiwa. Pihak berwenang kemudian mendeportasinya kembali ke Jepang, dimana seharusnya dia menghabiskan sisa umurnya di rumah sakit jiwa, tetapi dia tidak melakukannya. Karena tuduhan di Perancis telah dibatalkan, dokumen pengadilan telah disegel dan tidak dapat diserahkan kepada otoritas Jepang. Sebab itulah, pihak berwenang Jepang tidak memiliki catatan kasus untuk melawan Sagawa dan tidak ada pilihan lain selain membiarkannya bebas.

Setelah bebas dari hukumannya, Sagawa mulai menulis sebuah buku yang mengandung pembahasan-pembahasan tentang kanibalisme. Hingga saat ini, dia sudah menerbitkan lebih dari 20 buku. Dia juga sempat menjadi selebriti di Jepang setelah menerbitkan buku pertamanya.
Pada tahun 2015, Sagawa diduga menderita diabetes dan mengalami dua kali serangan jantung, ia tinggal bersama adik laki-lakinya yang juga bertugas untuk mengurusnya. Sagawa meninggal di usia 73 pada 24 November 2022, karena komplikasi pneumonia di sebuah rumah sakit di Tokyo
Previous post Influencer @irwndfrry vs Ria Puspita & Malam Mencekam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *